Alasan Jarang Dilalui Roda Empat, Pembangunan Jalan Usaha Tani Desa Mekarsari Tanpa Perkerasan


Partnerbhayangkara-Garut-
Pembangunan jalan usaha tani, di Kampung Jatisari, Desa Mekarsari, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, disinyalir tidak memperhatian standar kualitas. Kegiatan pengecoran jalan yang dikerjakan oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dengan volume 200 x 2,20 X 0,12 M ini menggunakan Dana Desa (DD) tahun anggaran 2025 senilai Rp.98.906.000, termasuk pembangunan TPT 17 X 1,00 X 0,30 M (7,99 M3). 


Pantaun awak media di lapangan, pengecoran jalan tersebut tanpa adanya lapisan dasar koral atau perkerasan sehingga dinilai mengurangi kualitas, dan kestabilan jalan serta dapat mempecepat kerusakan, seperti retak, berlobang bahkan amblas. 


Ketua TPK, Restu saat dikonfirmasi beralasan, pembangunan jalan jenis cor beton ini dikhususkan untuk pejalan kaki dan motor mengingat jalan tersebut dilalui kendaraan roda empat sehingga pihaknya langsung mengerjakan pengecoran tanpa dilapisi perkerasan terlebih dulu. 


"Terkait tidak ada batu pengerasan perhitungannya saya sudah bermusyawarah dengan masyarakat, tokoh khususnya. Kenapa langsung dicor beton karena penggunaan mobilitas kendaraannya juga sangat sedikit, bisa dibilang kondisional hanya untuk mobil ambulans apabila ada orang yang meninggal, utamanya untuk pejalan kaki dan motor saja. Jadi tidak ada tekanan berat, paling ambulans itupun sebulan sekali juga nggak," ujar Restu, Kamis (24/4/2025). 


Selain tidak dilapisi perkerasan, pengecoran jalan ini diduga menggunakan pasir lempung dan semen yang harganya dibawah standar semen bersertifikat label SNI lainnya, yang juga diragukan keawetan hasilnya. 


Seorang narasumber yang memahami konstruksi pembangunan jalan saat diminta komentarnya mengatakan, pembangunan jalan seharusnya menggunakan lapisan dasar terlebih dulu, baik untuk pengecoran maupun pengaspalan. 


"Harusnya ada perkerasan dulu, baru dicor atau diaspal. Lapisan pekerasan ini sangat penting, banyak manfaatnya untuk keawetan usia jalan," katanya.


Ia menambahkan, kalau pelaksana kegiatan beralasan jarang dilalui kendaraan besar, seperti roda empat. Maka perencanaannya dinilai kurang matang dan tidak efisien. 


"Itu kan kegiatan desa, dalam perencanaannya pasti ada pertimbangan dari segi kemanfaatan dan skala prioritas, apalagi namanya kegiatannya jalan usaha tani, berarti jalan itu produktif bagi masyarakat, terutama untuk mobilisasi hasil pertanian. Tapi mengapa asal dibangun saja tanpa memperhitungkan manfaat jangka panjang kalau hanya diprioritaskan untuk pejalan kaki atau motor saja."tandasnya seraya meminta namanya tidak ditulis.


(Red)

أحدث أقدم
Home ADS 2