Partnerbhayangkara-Garut- Kementerian pendidikan memberikan bantuan yang dinamai Program Indonesia Pintar (PIP) untuk membantu keperluan peserta didik. Namun, bantuan tersebut diduga dipotong oleh oknum pihak sekolah. Seperti yang diduga terjadi di SDN 3 Jayamukti, Kecamatan Cihurip, Kabupaten Garut.
Dugaan adanya potongan dana PIP oleh pihak sekolah SDN 3 Jayamukti, tak pelak membuat orang tua siswa geram dan keberatan.
Sumber informasi berinisial TY menyebutkan, bahwa dana PIP tahun anggaran 2022 dipotong oleh pihak sekolah tanpa penjelasan dan musyawarah. Menurut YT, penerima PIP di SDN 3 Jayamukti diperkirakan sebanyak 50 siswa.
“Kalau tidak salah penerima PIP 50 siswa. Adapun mengenai potongan, yang nilai PIP nya Rp. 450 ribu dipotongnya Rp. 210 ribu per siswa”, ujarnya.
Terkait dugaan pemotongan dana PIP ini dibantah beberapa pihak, khsusunya pihak sekolah.
"Jadi kepala sekolah ini membantah melakukan potongan, katanya sudah lepas tangan karena penyerahan nya dilakukan oleh komite sekolah dan kepala sekolah juga mengatakan punya video saat penyerahan PIP, tapi kan tidak sesuai kenyataan”,imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPW MOI Jawa Barat, R. Satria Santika (Bro Tommy) saat dimintai tanggapannya mengatakan, bahwa praktik pungutan atau potongan dana PIP jangan dibiarkan, selain dapat mencoreng dunia pendidikan juga merugikan keuangan negara.
"Kasus seperti ini harus segera disikapi oleh semua pihak dan usut hingga tuntas, termasuk APH di Kabupaten Garut, karena jelas merusak citra pendidikan dan merugikan keuangan negara, seharunya dana itu dimanfaatkan untuk keperluan para siswa, bukan untuk kepentingan pribadi guru", ujar Tommy,(5/2/23).
"Ada diantara orang tua siswa yang meminta bantuan kepada tim dilapangan, katanya bersedia untuk melaporkan potongan dana PIP ini, mudahan-mudahan dalam waktu dekat saya akan mendampingi orang tua siswa untuk buat laporan ke aparat penegak hukum", tandas Tommy.
(Red)
